UJI UNIT ROOT (STASIONERITAS) DATA PANEL DENGAN EVIEWS
Malam sobat.. Kali ini mau ngeposting
lagi nih tentang uji unit root atau
uji stasioneritas.. Uji stasioneritas ini kita lakukan untuk menghindari spurious regression. Ada yang bilang, regresi
lancung atau apalah hehehe...
Spurious ini pokoknya terlihat dari F-test, t-test, dan kalau dari sisi
nilai koefisien determinasi (R Squared), nunjukin kalau variabel bebasnya mampu
menerangkan variabel terikatnya (padahal sebenarnya tidak).
Nah, let’s go back ke bagian apa
sebenarnya tujuan penggunaan data panel.. Nah, tujuannya buat meningkatkan yang
namanya power of test. Caranya ya
dengan menambah jumlah sampel (panel identik dengan sampel yang cukup besar).
Tambahin pada cross section dan time seriesnya
untuk dapat sampel yang lebih besar. Tetapi, inget, kalau jumlah sampel ditambah
bakal cenderung membawa resiko perubahan struktur saat kita apalagi datanya
punya series yang panjang.. Next, semakin besar peluang terjadi heterogenitas untuk
jumlah cross section yang banyak.
Jadi, karena alasan itu sob, perlu
diadakan uji stasioneritas variabel pada data panel (panel unit root test). Hemmh, alasan lain ada juga sih (alasannya
gak asal ngarang lhooo hehehe, sekedar analisis dan hasil diskusi dari dosen
pembimbing saya dulu hehehe). Alasannya begini.. Penelitian yang
sarat dengan ekonomi, variabel-variabel yang dipakai umumnya tidak stasioner
pada level I(0) atau data aslinya, biasanya ( berdasarkan pengalaman sang
dosbing) akan stasioner pada first
different I(1).
Terus,
pakai apa dong buat ngujinya? Yap, kita pakai uji stasioneritas regresi data
panel LLC (Levin, Lin & Chu) dan
salah satu ADF (Augmented Dickey Fuller)
atau PP (Philips-Peron).
Signifikansi
nilai probabilitas LLC penting untuk uji stasioneritas poolnya (secara
keseluruhan yaitu N jumlah observasi dikali T jumlah periode waktu) sedangkan
signifikansi ADF atau PP untuk melihat stasioneritas masing-masing observasinya.
Nah, berarti jumlah observasi N dalam penelitian ini ada 33 yaaa.. yaitu jumlah
seluruh propinsi di Indonesia sebanyak 33. Jadi, bisa kita ringkas, jumlah
periode waktu triwulanan ada 24 yakni dari tahun 2006-2011 sehingga buat poolnya
sendiri ada sebanyak 792 (33*24).
Oke deh,
sekarang ayok simak.. Disini data sudah ada dalam Eviews.. (klik disini untuk download datanya).. Ya, kalau masalah
masukin data-datanya ke Eviews dah pada bisa dooong.. hehe atau bisa gak
sih wkwkwk... Yaudah, nih data yang saya pakai buat skripsi saya dengan Random
Effect Model Panel Data). Jadi, saya bedah dulu dari stasioneritasnya yaaa...
Selamat menyimak... :-)
Ada tujuh variabel tapi saya
butuhnya lima variabel bebas (kurs, lnekspor, lnihk, lnindeksrate, openness,
tpt/tingkat pengangguran terbuka).
Variabel tpk gak saya pakai karena
tpk=1-tpt.. Pernah, saya coba masing-masing, ya bedanya nanti cuma di
koefisiennya aja (tpt akan negatif ke lnpdrb sedangkan tpk akan positif). Untuk
variabel terikatnya saya pakai lnpdrb..
Masuk ke inti persoalan, untuk
menampilkan unit root test, hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan
estimasi dengan mengklik menu Quick, Estimate Equation lalu pada bagian Specification
diisi dengan rancangan model penelitian kita.. misalnya lnindeksrate c openness
kurs lnihk tpt lnekspor
Akan muncul hasil seperti
berikut:
Selanjutnya klik pada menu
View, Unit Root Test.. Kita melakukan uji statsioneritas untuk seluruh variabel
bebas (openness, kurs, lnindeksrate, lnihk tpt dan lnekspor) dan variabel
terikat (lnpdrb).
Oleh karena itu, pada pool
series, silahkan sobat isikan dengan variabel yang akan dilakukan uji
stasioneritasnya. Misal, yang pertama openness.. Berikut gambarannya:
Pada Test Type silahkan pilih
Summary yang akan menampilkan uji unit root dengan Levin Chu, Philips Peron,
ADF bahkan Pesaran. Pada bagian Test for unit root ini, silahkan dimulai dari
yang level (data aslinya saja). Pada bagian Include in test equation, ada tiga
penyesuaian pilihan yakni Individual Intercept, Individual Intercept and Trend
dan None atau No Individual Intercept and Trend, tinggal disesuaikan saja,. Selanjutnya, klik OK dan akan
tampil hasil sebagai berikut:
Nilai Prob Levin Chu adalah
0,0023 dan nilai ini lebih kecil dari Alpha 0,05 sehingga kita menolak
hipotesis nol dan menerima hipotesis alternatif (Uji Statistik Levin Chu untuk
stasioneritas variabel openness sudah signifikan).
Selanjutnya, kita perhatikan
salah satu uji PP atau ADF saja. Namun, dalam output, kedua-duanya adalah
signifikan. Jadi, bisa kita simpulkan kalau variabel openness (keterbukaan
ekonomi) sudah stasioner pada level.
Oke deh, buat variabel lain,
caranya sama aja kok,,
Selamat mencoba,, semoga
bermanfaat.. Oiya untuk analisis dan pemilihan model data panel akan segera saya posting.. Sabar ya hehehe...sukses buat sobat semua.. salam :-)
hallo kak, saya boleh tanya ya. data panel yang sebaiknya diuji stasioneritas itu ketika "datanya punya series yang panjang" sebagaimana kakak tulis di atas. mungkin kakak bisa menjelaskan kriteria series yang panjang itu dengan rentang series seberapa banyak? apakah 13 tahun termasuk series yang panjang?
BalasHapusHai juga dek.. Jadi, series itu kan mencerminkan jumlah waktu (bukan periode ya) misalnya berapa hari, berapa minggu, bulan, triwulan atau tahun. Nah, dikatakan series panjang jika dari series itu sudah membentuk lebih dari satu siklus (melewati optimum series). Apa itu satu siklus? Artinya ketika pergerakan/volatilitas data kembali ke situasi awal. (awal, puncak, awal, lembah, awal = satu lambda). Demikian. Semoga membantu.. Salam
BalasHapusya ampun kak, itu dari mana kita tahunya kalau sudah satu siklus atau satu lamda tsb? pergerakan data yang kembali ke situasi awal itu contohnya bagaimana? mungkin bisa dijelaskan lebih lanjut kak
BalasHapusya ampun dek.. yaudah begini deh,misalnya untuk data ihsg. Nah kamu buat plot datanya dengan sumbu x sebagai periode dan y sebagai nilai ihsg. perhatikan pergerakan ihsg sepanjang periode dan jika plot data menunjukkan katakanlah di awal periode data ihsg bergerak di level 4300, selanjutnya bisa saja terjadi kenaikan ihsg katakanlah di level 4350 seterusnya sampai beberapa periode data ihsg terus meningkat (sampai level tertinggi) dan kemudian ihsg menurun (bisa saja lebih rendah dari level pertama di 4300) lalu kembali lagi ke posisi semula di kisaran 4300. Fenomena ini terlihat sebagai satu lamda (gelombang) ihsg yang dari posisi tertentu, lalu naik hingga mencapai puncak, kemudian turun sampai pada level terendah, dan akhirnya kembali ke kisaran level awal.
BalasHapusooh gituu. berarti untuk data yang fluktuatif ya kak?
BalasHapusnah betuuul, iya boleh dikatakan seperti itu makanya pada penjelasan di atas saya tuliskan karena data-data ekonomi biasanya bersifat fluktuatif, maka uji stasioneritas ini diperlukan..
BalasHapusBang, saya lagi garap skripsi, topiknya tentang 'dampak ACFTA terhadap ekspor neto dan investasi'
BalasHapusvariabel Y: ekspor neto, investasi neto.
Variabel X: Untuk (Y)ekspor neto = nilai tukar, PDB ASEAN-China, PDB Indonesia, dummy (ACFTA).
Untuk(Y) investasi neto = tingkat bunga, dummy (ACFTA).
data PDB ASEAN-China ada ~ 10 negara
data tingkat bunga ada ~ 10 negara
Nah, kira2 model apa yg bisa saya gunakan dlm penelitian ini.
Terima kasih atas bantuannya.
okeee terimakasih banyak kak :D
BalasHapus@Deti Hapsari: Ya kembali kasih Deti. Selamat berjuang dan semoga sukses.
BalasHapus@Jambo Burito: Salam kenal dek Jambo Burito.. Nah,kalau dari judul yang saya tangkap kamu mau melihat bagaimana dampak ACFTA terhadap ekspor neto dan investasi di kawasan ASEAN. Jika benar seperti itu, berarti kamu bisa membuat dua model regresi data panel yaitu model determinan ekspor neto dan model determinan investasi. Selanjutnya, kamu akan menganalisis kedua model tersebut secara terpisah tetapi kamu terkesan membuat dua buah penelitian yang saling independen. Namun, jika kamu ingin membandingkan kedua garis regresi model (dampak kerjasama ACFTA terhadap ekspor neto dan dampak kerjasama ACFTA terhadap investasi neto), maka variabel bebas yang kamu pakai untuk kedua variabel terikatnya haruslah sama. Demikian. Salam.
BalasHapusmalam kak...
BalasHapusmau tanya kak pada test type itu ada gak pilihan DF (Dickey Fuller) ajah?
apa bedanya DF dan ADF kak? apakah hasilnya nanti sama ajah?
setau saya kalo yang di teorinya DF itu untuk AR(1) kalo ADF AR (p)
terimaksih kaka
sore kak, kalau data panel perlu uji asumsi klasik ga?
BalasHapusKak mau tanya, kalau setelah uji akarnunit. Trnyata ada beberapa variabel tang stasioner pd first differnce itu bagaimna? Akan mempengaruhi hasil estimasi? Apakah ketika membuat equation model , variabel tsb hrus di tambahkan D ? Misalkan D(M2) ? Terimakasih
BalasHapusKak mau tanya, kalau setelah uji akarnunit. Trnyata ada beberapa variabel tang stasioner pd first differnce itu bagaimna? Akan mempengaruhi hasil estimasi? Apakah ketika membuat equation model , variabel tsb hrus di tambahkan D ? Misalkan D(M2) ? Terimakasih
BalasHapusYa benar mb Indah gunakan variabel yang sudah stasioner.
BalasHapusKak mau tnya biasanya kalau kita ingin menguji kausalitas granger apakah bisa menggunakan data panel atau hanya menggunakan data time series saja?
BalasHapusKak mau tanya bedanya intercept dan trend and intercept apa ya? Makasih
BalasHapusmas boleh tau referensi buku nya utk data panel pke uji stasioneritas
BalasHapushalo, boleh tanya
BalasHapuskalau Y data panel, kemudian X time series apakah analisis data masih dapat menggunakan data panel?
Assalamualaikum, kak. Mau berranya di eviews 9 ku .. ketika diuji bersma2 setelah menu view gak ada pilihan root test kak... Tapi ketika uji satu2 per variabel ada kak... Itu vagaimana ya kak.. mohon bantuannya
BalasHapus