Welcome to Wajibstat Analysis Jibvela17...

NEW WAJIBSTAT ANALYSIS IS COMING***

Selasa, 30 Juli 2013

INTERPRETASI OUTPUT NORMIT/PROBIT MODEL PADA KASUS ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN GADGET RAKSASA



INTERPRETASI OUTPUT NORMIT/PROBIT MODEL PADA KASUS ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN GADGET RAKSASA

Halooo sooob selamat siang nih semuanya.. Wah apa kabarnya nih sobat semua? Yaap moga sehat, sukses dan jaya selalu yaa hehehe..
Oke deh sob, kali ini saya kembali posting tulisan lagi nih..  Maaf yaa baru bisa menjelaskan interpretasi output dari postingan saya sebelumnya yaitu multinomial normit/probit regression model. Mengingatkan kembali bahwa contoh penelitian yang diambil adalah analisis strategi tiga perusahaan ponsel raksasa yang produknya sedang booming di Indonesia. Strategi tergolong menjadi tiga yaitu prospector, defender dan analyzer. Nah, agar pembahasan outputnya lebih jelas, saya sarankan sobat membaca dulu postingan sebelumnya disini.

Berikut output yang dihasilkan:



Data information menunjukkan bahwa seluruh jumlah kasus (observasi) yang kita masukkan sudah valid dengan rincian masing-masing empat observasi pada strategi prospector Blackberry, Defender Nokia dan Analyzer Samsung. Nah, jumlah iterasi yang dijalankan oleh program hingga menghasilkan output sampai 16 kali dengan ketentuan maksimal iterasi adalah 100 pada saat menjalankan program.
  

Perhatikan nilai signifikansi variabel kovariat metrik diskon pada output parameter estimate. Terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0,000 < Alpha 5% sehingga dengan demikian kita menolak hipotesis nol dan menyatakan bahwa diskon secara signifikan memberikan pengaruh terhadap produksi dan penjualan. Selanjutnya perhatikan output Natural Response Rate Estimate dan Chi Square Tests:
 

Nah, lewat output Natural Response ini, kita akan mengetahui berapa sebenarnya persentase penjualan terhadap total produksi apabila kita mengabaikan pengaruh diskon. Terlihat bahwa nilai estimate pada tingkat natural response adalah 0,063 yang artinya sebesar 6% barang dari total produksi akan terjual di pasaran jika belum diinjeksi diskon. Pada Pearson Goodness of Fit diperoleh tingkat signikansi 0,000 < Alpha 5% sehingga dengan demikian kita menolak hipotesis nol dan menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat yang terjalin antara variabel diskon terhadap produksi dan penjualan produk. Seterusnya, pada Parallelism Test juga diperoleh tingkat signifkansi Chi Square sebesar 0,000 < Alpha 5%. Hal ini menunjukkan bahwa intersep untuk ketiga strategi yaitu prospector (BB), defender (Nokia) dan analyzer (Samsung) tidak sama. 


Selanjutnya ayoo perhatikan  output yang sangat menarik untuk kita analisis yaitu cell count dan residual.. Nah, output ini akan kita lihat kebaikan probit model kita secara umum dan bisa juga kita break down ke dalam masing-masing perusahaan ponsel. Berikut outputnya sooob hehehe..


Perhatiakan dan bandingkan dengan data penelitian kita. Untuk perusahaan dengan strategi Prospector (Blackberry) terlihat bahwa data riilnya dengan pemberian diskon sebesar 5%, saat produksi ponsel Blackberry tipe Z (tipe terbaru), 9400 unit maka akan terjual/laku sebesar 1395 unit sedangkan model kita memprediksi akan terjual 1209 unit. Mengingat ponsel terbaru ini tergolong dalam kategori canggih dengan harga yang mahal, maka dari data riil terlihat bahwa rasio penjualan baru menembus sekitar 14,8% dari total produksi. Rasio yang dihasilkan masih rendah untuk merebut pangsa pasar dimana ponsel tersebut dipasarkan. Dengan membanderol harga yang signifikan secara ekonomi, tentulah ponsel BB tipe Z ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas. 

Perlu diingat pula bahwa pemasaran suatu produk, harus memerhatikan segmen pasarnya juga. Apakah segmen pasar di suatu tempat katakanlah negara memiliki Purchasing Power Parity (PPP) yaitu daya beli masyarakatnya tergolong rendah, moderat atau tinggi. Jika sobat mau melihat contoh segmentasi pasar, silahkan buka tulisan saya terkait hal tersebut dengan metode Chi Square Automatic Interaction Detection (CHAID Analysis). Lihat disini aja yaaa hehehe.. Hal lain yang membuat rendahnya rasio penjualan suatu produk terhadap total produksi adalah rival dagang yang ada. Dalam hal ini perusahaan BB yang menerapkan strategi Prospector harus dihadapkan pada perusahaan yang notabene sudah lama menguasai pasar yaitu Nokia dan perusahaan yang sangat gencar melakukan inovasi-inovasi hingga sedang mencapai taraf prestasi penjualan sangat baik yaitu perusahaan Samsung yang menelurkan andalan produknya, Galaxy. Selanjutnya sampai kepada pemberian diskon 20% (cukup tinggi), rasio menembus 92,6% yaitu dengan barang terjual 43524 dari total 47000 unit. Model probit kita memprediksi akan terjual 42997 unit. Nah, dengan rata-rata diskon sebesar 12,5% ( diperoleh dari {5% + .....  + 20%}/4) maka rata-rata rasio penjualan untuk Blackberry mencapai 56,73%. (diperoleh dari {14,8% + ....... + 92,6%}/4). 

Ketepatan model untuk prediksi penjualan Blackberry kita lihat dari kumulatif nilai residualnya. Residual bersifat saling cancel out yaitu saling menghilangkan. Nilai negatif residual menunjukkan bahwa probit model kita bersifat under estimate artinya nilai yang diprediksi oleh model di bawah kenyataan sedangkan residual positif bersifat over estimate. Secara umum, dari kumulatif residual model probit kita menunjukkan over estimate (kelebihan estimasi) sekitar 106 ponsel (diperoleh dari 186 + 1135 – 1742 + 527). Nah, untuk melihat ketepatan model probit perusahaan prospector dalam hal ini Blackberry, bisa diperoleh dari 1 dikurang nilai persentase kumulatif residual/sisaan terhadap total produksi (1-106/117500*100) = (1-0,09) yaitu 0,91 atau 91%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat keakuratan model kita dalam memprediksi penjualan Blackberry dalam hal ini produk unggulan Blackberry tipe Z tergolong sangat baik yaitu sebesar 91%.  
Naaah, untuk perusahaan Nokia, saat perusahaan yang menggunakan strategi defender ini memberikan diskon sebesar 5%, maka rasio penjualan terhadap total produksi yang diperoleh mencapai 10,7%, selanjutnya sampai kepada pemberian diskon 20%, terjadi kenaikan rasio penjualan terhadap produksi menjadi 89,9%. Dengan rata-rata diskon sebesar 12,5% maka rata-rata rasio penjualan yang diperoleh sebesar 54,44% (diperoleh dari {10,7% +......+ 89,9%}/4). Rata-rata rasio penjualan perusahaan Nokia berada sedikit di bawah Blackberry. Secara umum, model probit untuk estimasi penjualan bersifat underestimate (kekurangan estimasi) dimana dari residual yaitu selisih penjualan faktuil dengan estimasi penjualan terlihat bahwa ada selisih 152 ponsel yang seharusnya terjual berdasarkan fakta ternyata tidak terjual berdasarkan probit model. Nah, untuk melihat ketepatan model probit perusahaan defender dalam hal ini Nokia, maka kita memperolehnya dengan formula 1 dikurang persentasi kumulatif residual/sisaan terhadap total produksi (1-152/247287*100)=(1-0,06) yaitu 0,94 atau 94%. Jadi, tingkat keakuratan model dalam memprediksi penjualan Nokia dalam hal ini tentu produk unggulan Nokia Lumia juga tergolong sangat baik yaitu sebesar 94%.

Selanjutnya, untuk perusahaan dengan Analyzer Strategi, silahkan sobat kembangkan sendiri sekalian belajar juga yaaa hehehehe.. Singkatnya, rata-rata rasio penjualan Samsung sebesar 56,50% dan nyaris menempel rasio penjualan Blackberry (56,73%). Secara umum, estimasi model probit untuk Samsung juga bersifat underestimate (total residual -323). Tingkat keakuratan model mencapai 93%. Secara umum, tingkat keakuratan model dalam mengestimasi penjualan ketiga perusahaan raksasa ponsel mencapai (91%+94%+93%}/3)=92,66% dan tergolong sangat tinggi.
Sekarang kita akan mencari tahu berapa sebenarnya diskon yang diberikan perusahaan mengingat ketatnya persaingan di antara ketiga perusahaan tersebut agar dapat menembus target (targetting system) sebesar 50%. Tentu hal ini akan sangat bermanfaat dalam penentuan kebijakan pemberian diskon oleh perusahaan terkait. Berikut output Confidence Limit yang dihasilkan untuk perusahaan dengan strateginya masing-masing:




Perhatikan nilai pemecahan probability yang menunjukkan estimasi target penjualan yang akan dicapai. Fokus pada probability yang bernilai 0,5 yaitu penjualan dengan target 50%, maka dengan tingkat kepercayaan 95%, perusahaan disarankan menawarkan diskon 10,343% dari harga beli barang (dari sisi konsumen). Jika perusahaan masih berani menawarkan diskon lebih tinggi demi mengejar 50% target penjualan, maka diberikan range interval diskon untuk keamanan yaitu 8,472%-12,026%. Kita perhatikan bahwa harga untuk model gadget terbaru dengan fitur yang canggih pada awalnya selalu dibanderol dengan harga selangit. Katakanlah harga awal saat launching mencapai 8 juta rupiah, maka pada bulan-bulan mendatang, harga bisa turun secara signifikan bahkan menjadi setengahnya. Terkadang kita berpikir apakah perusahaan tidak merugi jika katakanlah dalam 6 bulan mendatang harga gadgetnya sudah turun secara signifikan. Namun, inilah bagian dari strategi penjualan dan pemasaran barang dimana perusahaan membanderol harga yang tinggi, di atas biaya inputnya. Tujuannya bukan sekedar semata-mata mengeruk keuntungan namun mempelajari dan menganalisis bagaimana jika respon dan rasio penjualan saat barang ditawarkan pada level tinggi. Naaaah, seterusnya dilakukan survei dan dianalisis oleh sang manajer pemasaran bagaimana segmen pasar memberikan umpan balik terhadap barang yang ditawarkan, bagaimana risiko penjualan, termasuk pemberian berapa persen diskon agar target-target penjualan bisa ditembus.

Selanjutnya perhatikan output untuk Defender Nokia dan Analyzer Samsung






Perhatikan bahwa untuk menembus target penjualan sampai 50% maka perusahaan Nokia perlu memberikan diskon sebesar 11,257% dari harga beli barang (dari sisi konsumen) dengan range interval diskon 9,67% - 12,543%. Nokia butuh memberikan diskon yang lebih besar dibandingkan Blackberry untuk pencapaian target 50% penjualan. Di sisi lain, kita melihat bahwa Samsung disarankan juga untuk memberi diskon sebesar 10,747% dari harga beli (dari sisi konsumen) untuk menembus target penjualan sebesar 50% dengan range interval diskon 9,211%-11,988%. Tampaknya Nokia perlu lebih besar memberikan diskon jika dibandingkan kedua produk pesaingnya yaitu Blackberry dan Samsung. Tuntutan pemberian diskon minimal dipegang oleh Blackberry. Blackberry perlu mewaspadai Samsung yang juga memiliki selisih sangat tipis dalam tuntutan pemberian diskon untuk mencapai target yang sama dengan Blackberry. Samsung yang semakin gencar berinovasi menciptakan produk-produk baru menjadi rival utama Blackberry untuk menjadi pangsa pasar terbesar.


Sekarang perhatikan output Relative Median Potency yang menunjukkan peluang suatu perusahaan-perusahaan dalam penjualan produk dibandingkan dengan suatu perusahaan yang dijadikan patokan.
  
Yaap, yang menarik kita baca angka estimate yang di atas 1 saja ya sooob agar nalarnya lebih dapat diterima. Katakanlah kita membuat strategi 2 (Nokia) sebagai acuan/patokan. Nah, angka estimasi strategi 1 dengan acuan strategi 2 sebagai acuan adalah 1,088 artinya perusahaan Blackberry akan berpeluang mempunyai rasio penjualan 1,088 kali dibandingkan perusahaan Nokia, selanjutnya Samsung sendiri mempunyai rasio penjualan 1,047 kali dibandingkan perusahaan Nokia sedangkan saat Samsung menjadi acuan, maka Blackberry akan berpeluang mempunyai rasio penjualan 1,039 kali dibandingkan perusahaan Sasmsung.

Penerapan:
Wajibstat sebagai perusahaan ponsel yang baru merambah ke dunia persaingan gadget sudah melihat bagaimana persaingan yang terjadi antara ketiga perusahaan raksasa (Blackberry, Nokia dan Samsung). Wajibstat mengetahui bahwa Blackberry tampaknya masih unggul dalam pencapaian rata-rata target penjualan. Hal ini mengindikasikan bahwa Blackberry masih menguasai pangsa pasar namun tidak begitu signifikan karena kehadiran dan kebangkitan rivalnya Samsung yang terus menerus belajar dan menciptakan produk-produk yang bersaing dengan Blackberry. Dilihat dari nilai Median Relative Efficiency, nilainya masih sekitar 0,9-1,1 sekian. Ini sudah membuktikan bahwa persaingan ketiga perusahaan ponsel ini masih sangat sengit. Bahkan nokia sekalipun yang akhir-akhir ini terlihat mulai tersaingi nampaknya masih sanggup bertahan jika dilihat dari nilai relative median potency yang tinggi. Oleh karena itu, Wajibstat perlu mempertimbangkan strategi apa yang harus dikembangkan untuk siap terjun ke dunia bisnis ponsel secara matang sebelum nantinya collapsed dalam persaingan yang ketat.
 Rata-rata diskon yang diberikan oleh ketiga perusahaan berada pada kisaran 10% an sampai 11% an untuk mencapai target penjualan sebesar 50%. Jika harga awal yang ditawarkan oleh ketiga ponsel ini sudah tinggi, maka setelah diberikan diskon sampai 11% pun, harga barang masih dalam kategori tinggi namun bisa menembus target sampai 50%. Andaikata (perhatikan tabel Confidence Limit), perusahaan menargetkan penjualan mencapai 90%, maka diskon yang diberikan berkisar sampai ke 19%-21%, tidak perlu sampai jatuh ke level 30-40%. Ini mencerminkan bagaimana selera dan perilaku konsumsi/pengeluaran untuk gadget berkualitas dan terkenal dalam wilayah tersebut masih sangat tinggi. Ketiga perusahaan tidak perlu memberikan diskon terlampau besar untuk menembus target penjualan yang tinggi karena minat masyarakat masih kental terhadap kepemilikan gadget. Wajibstat perlu memikirkan kisaran harga yang awal yang akan ditawarkan ke masyarakat mengingat masih kuatnya minat masyarakat terhadap ketiga ponsel. Mungkin jika pihak manajerial wajibstat menawarkan harga yang hampir sama dengan ketiga perusahaan, besar kemungkinan masyarakat “tidak akan melirik” apalagi perusahaan tersebut masih baru memasuki babak persaingan dunia bisnis ponsel. Lebih disarankan perusahaan wajibstat menggunakan strategi analyzer seperti Samsung yang belajar dan terus memperkaya berinovasi menelurkan produknya satu per satu setelah benar-benar mantap.

Yaaaap, begitulah analisis yang bisa saya berikan ya sooob. Silahkan saja kalau mau dikembangkan lagi hehehe.. Wah saya kudu siap-siap dulu nih mau pulang kantor hahaha.. Oke deeeh, sampai ketemu lagi pada bahasan kita selanjutnya yaaa.. Tetap semangaaaat dan teruslah belajar selagi muda.. Salam damai, salam sukses selalu buat kita semua :)



Description: INTERPRETASI OUTPUT NORMIT/PROBIT MODEL PADA KASUS ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN GADGET RAKSASA Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: INTERPRETASI OUTPUT NORMIT/PROBIT MODEL PADA KASUS ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN GADGET RAKSASA