REKONSILIASI ANALISIS DISKRIMINAN SAMPEL ESTIMASI DAN SAMPELVALIDASI PADA KASUS
TINGGINYA PERSENTASE GOLPUT PADA PILKADA KABUPATEN X UNTUK MENARIK KESIMPULAN
YANG TEPAT SASARAN
Sore sobat semua.. Apa
kabarnya semua?? Moga baik2 aja ya hehehe.. Makin mantap, makin sukses dan
makin semangat terus belajarnya hehehe.. Berjumpa lagi dalam topik analisis
dikriminan bagian terakhir untuk kasus seputar Pilkada.. Nah, postingan ini
adalah terusan dari postingan saya sebelumnya yang berjudul Interpretasi Output
Dan Simpulan Penerapan Statistik Analisis Diskrimanan Pada Kasus Tingginya
Persentase Angka Golput Pilkada Kabupaten X.
Jadi, sebelum sobat membaca
postingan ini, sangat disarankan sobat membaca postingan sebelumnya..
Oke deh sooob, kalau
sebelumnya kita sudah bahas output dan interpretasi analisis diksriminan sampel
estimasi, sekarang kita rekonsiliasikan hasilnya dengan output sampel
validasinya yaaa.. Seperti yang saya pernah bilang dalam postingan sebelumnya,
bahwa cukup perhatikan empat hal pada sampel estimasi yaitu uji asumsi non
multikolinieritas, uji parsial (Test of
Equality) untuk melihat mana yang signifikan, Box’s M (untuk uji kesamaan
varians) dan Classification Results (melihat keakuratan dan cek kesalahan
klasifikasi).
Output untuk analisis dikriminan untuk sampel estimasi sudah bisa sobat
download full dalam bentuk .sav (SPSS) disini. Berikut ini nih saya
jelaskan yang tiga itu saja yaaa hehehe..
Pertama..
Lihat Uji Asumsi Non Multikolinieritasnya dimana nilai Variance Inflation
Factor (VIF) lebih kecil dari 5. Pendalaman terkait uji asumsi ini bisa sobat
baca disini. Hasilnya gooool hehehe..
Kedua..
Lihat Test of Equality pada output validasi. Bandingkan dengan output
analisis diskriminan sampel estimasi sebelumnya..
Perhatikan bahwa sama seperti output sampel validasi bahwa ketiga hal
(ekonomi, administrasi dan visi misi) signifikan dalam memengaruhi variabel
terikat tetapi dari nilai Wilks’ Lambda terlihat yang memberikan pengaruh
paling signifikan untuk membedakan kategori/kelompok Golput dengan Memilih
adalah variabel administrasi, selanjutnya visi misi dan terakhir adalah
ekonomi. Dalam hal ini kita tidak membanding-bandingkan peringkat mana yang paling
signifikan dengan hasil sampel yang estimasi yaaa...
Disini kita hanya lihat
signifikan tidaknya variabel bebas yang ada jadi tetap kita masih
memprioritaskan analisis diskriminan sampel estimasi soooob hehehe..
Ketiga
Lihat uji Box’s M untuk
uji kesamaan varians.
Hasilnya adalah uji kesamaan varians sudah terpenuhi (pendalaman terkait
hal ini ada pada postingan-postingan sebelumnya.
Keempat: Lihat Classification Result untuk uji keakuratan analisis
diskriminan sampel validasi yang dipakai dalam penelitian ini.
Hasilnya adalah 95%,
analisis diskriminan akurat kita gunakan.. Nah, untuk pendalaman output ini
juga boleh sobat cek pada bahasan sebelumnya hehehe..
SIMPULAN:
Dari Classification Result, diperoleh hasil bahwa survei dengan analisis
diskriminan untuk menggali masalah tingginya persentase Golput pada pilkada
Kabupaten X ini memiliki tingkat kesahihan/keakuratan 98% (sangat tinggi).
Ternyata dari hasil analisis diskriminan yang sudah dilakukan (dilengkapi
dengan uji validitas) diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling
membedakan masyarakat Kabupaten X berkeinginan untuk Golput atau Memilih adalah
ekonomi. Masalah tingginya persentase Golput pada Pilkada kemaren adalah karena
masyarakat banyak yang lebih memilih untuk bekerja ketimbang datang ke TPU
untuk memilih kandidatnya. Mereka tidak rela harus kehilangan gaji atau upah
sehari karena tidak masuk bekerja yang menurut mereka hilang begitu saja hanya
karena Pilkada.
Jadi, mengingat krusialnya masalah “uang” ini, maka untuk
Pilkada ke depannya, masalah pemberian hari libur menjadi sangat penting
diperhatikan kendati masalah ini kelihatannya sepele. Untuk ke depannya, kalau
sudah tahu ada Pilkada dan sudah tahu bagaimana karakteristik masyarakat di
Kabupaten X, maka pada hari H nya lebih baik dibuat libur saja agar masyarakat
tidak enggan datang ke TPU.
Selanjutnya adalah masalah administrasi yakni pentingnya KPU bekerja
secara profesional dalam memerhatikan urusan administrasi. Masalah administrasi
menjadi kendala yang juga penting dibenahi karena masyarakat bisa menjadi
Golput hanya karena belum beres urusan administrasinya. Perlu diberikan
sosialisasi terkait administrasi seperti misalnya kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
untuk mereka yang sudah layak memiliki KTP dan perpanjangan KTP bagi mereka
yang masa berlaku KTPnya sudah habis agar ke depannya, administrasi bukan lagi
menjadi masalah non teknis yang membuat tingginya Golput pada Pilkada di
Kabupaten X.
Terakhir adalah terkait visi misi umum yang digembar-gemborkan oleh
tiap-tiap kandidat Pilkada. Nah, hal ini tentu agak bersifat ke psikologis
masyarakat Kabupaten X karena masyarakat menetapkan diri menjadi lebih baik
Golput karena ada rasa kejenuhan mendengar visi misi yang: pertama, itu-itu
saja atau para kandidat mengusung visi misi yang sama-sama saja, tidak ada yang
lebih kreatif/unik. Kedua, masyarakat tidak yakin akan visi misi tersebut bisa
terlaksana dengan baik. Jadi, penting bagi para kandidat untuk memikirkan visi
misi yang lebih kreatif dan realistis untuk terlaksana dengan cepat dan tepat
saat era kepemimpinannya kelak.
Selanjutnya, tolong perhatikan baik-baik bahwa
masyarakat saat ini sudah cukup banyak yang terlihat jenuh melihat
ketidaksesuaian kinerja dengan visi misi yang “diteriak-teriakkan” saat
kampanye. Ini berbahaya bagi pimpinan yang mencalon ulang untuk Pilkada. Untuk
yang belum pernah mencalon, ini bisa jadi bahan telusur yang baik. Bertindak
dan lakukanlah visi misi sesuai “janji” mengingat masyarakat Kabupaten X sangat
sensitif dengan hal tersebut agar ke depannya ketika akan mencalon kembali,
besar kemungkinan masyarakat masih percaya dan memberi kesempatan untuk melanjutkan/merampungkan
kinerja yang sudah direncanakan (masyarakat belum berpindah hati ke kandidat
lain yang tentunya juga sangat kompetitif).
Wah, itu dulu sooob yang bisa saya bagikan tentang analisis diskriminan
ini.. Semoga postingan ini bermanfaat. Sekali lagi, tidak ada maksud saya
berpolitisi dalam hal ini atau saya ikut serta dalam kepartaian.. Sama sekali
tidak ya soob karena ini hanya penerapan analisis statistik saja hehehehe..
Yaaap, semoga sukses buat kita semua dan salam hangat terdahsyat dari saya buat
sobat semua hehehe :-)
0 komentar:
Posting Komentar