INTERPRETASI
OUTPUT DAN KESIMPULAN PENERAPAN MULTIDIMENSIONAL SCALLING ANALYSIS (MDSA)
KASUS ANALISIS RISET PEMASARAN PRODUK KOPI TERBARU
Selamat siang sobat
semua.. Gimana neh kabarnya? Moga baik dan sukses selalu ya sooob.. Oke deh
kali ini saya akan bahas interpretasi output analisis multidimensional scalling
pada riset pemasaran produk kopi terbaru..Nah, postingan ini adalah terusan postingan sebelumnya tentang konsep MDSA. Saya sarankan sobat baca dulu konsep MDSAnya disini agar lebih mudah dalam memahami output yang ada hehehe..
Output pertama ayoo..Perhatiin ya sooob
hehehe..
Sekarang fokus pada
nilai Stress pada output. Nilai Stress ini untuk melihat tingkat
kelayakan/kesesuaian model penelitian yang kita pakai (fitting model) denga
hipotesis nol adalah model sudah fit dan hipotesis alternatifnya adalah model
tidak fit.. Nah, harapan kita adalah
menerima hipotesis nol. Lihat bahwa nilai Stress 0,556 lebih besar daripada
Alpha (tingkat) kesalahan 0,05 sehingga dengan demikian kita menerima hipotesis
nol dan mengambil simpulan bahwa model penelitian yang kita pakai sudah fit..
Selanjutnya perhatikan
nilai RSQ sama halnya dengan nilai koefisien determinasi (Rsquare) dalam
analisis regresi. Sobat bisa lihat bahwa nilai RSQ sebesar 0,702. Nilai RSQ ini
juga sebagai dasar untuk uji kelayakan model dan kita lihat bahwa nilainya
cukup besar yaitu 0,702 sehingga kita menyimpulkan bahwa model penelitian kita
sudah benar-benar fit.
Selanjutnya perhatikan
output Stimulus Coordinates:
Nah output ini adalah
untuk memposisikan koordinat dari masing-masing produk kopi dalam jarak
Euclidean. Hasilnya akan divisualisasikan dalam koordinatnya sooob.. Nah,
sebelum masuk ke bagian output Derived Stimulus Configuration, kita lirik dulu
output Scatter of Fit yang berguna untuk melihat kekonsistenan responden dalam
menilai kemiripan produk. Kekonsistenan terlihat dari pergerakan ke kanan atas
atau linier yang terbentuk dalam scatter. Berikut outputnya:
Disini kita melihat
scatter plot antara Disparities (perbedaan) dengan Distance (jarak). Bisa kita
lihat bahwa scatter plot memiliki pola penyebaran menuju kanan atas atau linier
sehingga kita mengatakan bahwa responden konsisten dalam memberikan penilaian
terhadap produk kopi.
Next, ayo kita lihat
output Derived Stimulus Configuration..
Nah, disini kita
melihat ada beberapa produk kopi yang sangat bersaing dengan produk TOS Kopi
yaitu produk Wajibstat Kopi dan Fresso Kopi.. Terlihat dalam jarak Euclidean,
produk TOS Kopi nyaris ditempel oleh produk Wajibstat Kopi terutama dalam Row 4
(sisi warna kopi) dan Row 1 (kekentalan kopi). Kedua hal ini dinilai mirip oleh
konsumen dalam hal keunggulan yang diusungnya. Pesaing dari Fresso Kopi juga
sangat dekat dengan produk TOS Kopi dalam hal warna kopi dan kekentalan
kopi.
Nah, selanjutnya, untuk kemiripan
yang dinilai oleh konsumen kendati belum terlalu sama adalah row 2 (rasa), row
6 (manfaat dan row 3 (aroma). Terlihat bahwa untuk ketiga hal ini (rasa,
manfaat dan aroma), yang paling dekat jaraknya adalah Lawak Kopi dan Dorabisa
Kopi terutama row 2 (rasa) yang jaraknya hampir sama kendati agak jauh.
Nah untuk yang agak
jauh jaraknya dengan TOS Kopi adalah CBA Kopi dan Kopiku Kopi sehingga TOS Kopi
tidak perlu mengganggap CBA Kopi dan Kopiku Kopi sebagai ancaman dalam hal harga
jual kopi di pasaran.
Jadi, sebagai simpulan,
sebaiknya perusahaan TOS Kopi perlu mewaspadai utamanya keberadaan Wajibstat
Kopi dan Fresso Kopi. Kedua pesaing ini dianggap mirip oleh konsumen dalam hal
warna kopi dan kekentalan kopi. Pikirkan inovasi untuk membuat warna kopi yang
jauh lebih menarik lagi dibandingkan dengan Wajibstat Kopi dan Fresso Kopi.
Kekentalan TOS Kopi juga harus diperhatikan karena dari keunggulan inilah
produk laris di pasaran. Pertahankan atau tingkatkan kekentalan produk TOS
Kopi. Mungkin dengan sedikit kenaikan harga, saya pikir tidak terlalu beban
kepada konsumen karena terlihat untuk masalah harga yang selama 3 bulan ini
ditawarkan ternyata tidak ada masalah.
Keberadaan Lawak dan
Dorabisa Kopi dinilai mirip dari soal rasa oleh pembeli karenanya tingkatkan
kemantapan rasa TOS Kopi agar mampu bersaing dalam hal pemasaran dan
penjualannya ke depan agar bisa mengingkatkan net margin (profit) yang akan
mendongkrak nilai profitabilitas perusahaan TOS Kopi.
Nah, gitu sooob
kira-kira kesimpulan yang bisa diambil hehehe.. Kalau sobat mau coba analisis
faktor/Confirmatory Factor Analysis, sobat bisa mereduksi ketujuh variabel
hanya ke dalam dua dimensi (faktor baru) dengan penamaan yang baru juga
hehehe..
Untuk output analisis
faktor (CFA), sebagai penguatan aja yaaa,, Neeeh saya berikan sekalian
pembagian faktornya hehehe.. Untuk mendalami CFA ini silahkan lihat pada
postingan saya sebelumnya disini
Rotated dengan Varimax
menyatakan bahwa variabel kekentalan (row 1), rasa (row 2), aroma (row 3),
warna (row 4) dan manfaat (6) berkorelasi kuat dengan Factor I ( katakanlah
Dimensi I) sedangkan harga (row 5) dan kemasan (7) berkorelasi kuat dengan
Factor II (katakanlah Dimensi II). Coba cek lagi output Derived Stimulus
Configuration di atas. Bagaimana hasilnya? Tentunya sama dooong hehehe...
Untuk
masalah penamaan faktor saya rasa itu tugas sobaaat sajalah ya hehehe.. Disini,
saya hanya ingin membuktikan pemfaktoran (dimensi) Euclidean analisis MDS nya
saja dengan analisis faktor (CFA) hehehe.. Perlu sobat tahu analisis MDS ini
akan sangat bagus jika si peneliti paham betul tentang historis perusahaan dan
pengalaman dalam riset pemasaran selama bertahun-tahun hehehe..
Oke deh sobat semua,
itu dulu yang mau saya bagikan saat ini tentang analisis Multidimensional
Scalling hehehe.. Moga bermanfaat buat kita semua.. Salam sukses dan salam
hangat terdahsyat dari saya :-)
0 komentar:
Posting Komentar