PROSEDUR ANALISIS ERROR CORRECTION
MODEL UNTUK CONTOH KASUS PENERAPAN KEBERLAKUAN ANALISIS TEORI PURCHASING POWER PARITY (PPP)/ANALISIS DAYA BELI PARITAS DI NEGARA KANADA
Siang
sobat semua,, Wah gimana nih kabarnya?? Saya harap sobat semua baik-baik aja
yaa hehehe.. Oke deh soob, seperti janji saya sebelumnya tentang penerapan
analisis Error Correction Model (ECM), maka kali ini saya hadirkan postingan
yang akan membahas prosedur analisis ECM ini.. Naaah, saya pakai contoh kasus
analisis teori purchasing power parity
(PPP) alias analisis daya beli di negara Kanada yaaa hehehe..
Oke
deh pertama-tama saya beri sedikit pandangan tentang PPP ini sooob yaa.. Teori
paritas daya beli ini dulunya diperkenalkan ekonom Swedia, Gustav Cassel di
tahun1918. Teori paritas daya beli ini menghubungkan kurs valas dengan
harga-harga komoditi yang dinyatakan dalam uang lokal di pasar internasional
(Baile & McMohan, 1989:16-19). Jadi begini sooob yaa, analisis PPP ini pada
intinya dipakai untuk perbandingan secara internasional standar hidup suatu
negara dengan negara lainnya.
Nah,
dalam ilmu ekonomi, analisis PPP ini dipakai buat menghitung berapa banyak atau
seberapa besar transaksi (pembelian) yang bisa dilakukan oleh nilai mata uang
suatu negara tertentu (katakanlah dalam kasus kita nanti, negara Kanada) dalam ukuran internasional. Pentingkah kita
tahu seberapa besar transaksi yang dilakukan sejumlah nilai mata uang suatu
negara? Jelaaaas penting banget sooob.
Berhubung kita tahu bawa barang dan
jasa-jasa punya harga yang berbeda-beda dalam beberapa negara, maka kita perlu
tahu kesanggupan mata uang suatu negara tersebut untuk keterbandingan daya beli
secara internasional.
Produk
Domestik Bruto (PDB) suatu negara dulunya memang hanya dihitung dalam mata uang
lokal saja.. Nah, jadi untuk keterbandingan antara dua negara katakanlah,
negara Kanada dengan Amerika Serikat, perlu dilakukan konversi mata uang
hehehe.. Perbandingan yang hanya menggunakan nilai tukar nominal seolah menjadi semu karena tidak bisa mencerminkan perbedaan harga antar kedua negara.
Nah,
teori PPP ini ada dua bentuk sooob.. Ada yang absolut dan ada yang relatif.
Kalau absolut berarti keseimbangan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata
uang luar negeri ditentukan oleh perbandingan harga absolut dalam dan luar
negeri (indeks harga konsumen/IHK dalam dan luar negeri).
Kondisi absolut ini pada prosesnya justru menciptakan
hukum satu harga yang menyatakan kalau harga untuk jenis barang yang homogen
akan sama baik di tempat manapun. Nah, kelemahan inilah yang akhirnya dicoba
diakomodir dengan paritas daya beli relatif. Apa itu PPP relatif?? Nah, PPP
relatif ini menyatakan kalau kurs valas adalah persentase perbandingan
perubahan harga absolut dalam dengan luar negeri. Ingaaat persentase yaaa
hehehe..
Nah
di bawah ini adalah versi relatif dari Purchasing
power parity (PPP) untuk kasus penelitian kita soooob hehehe..
SK = PK/PA
Catatan:
SK adalah nilai tukar mata uang Dolar Kanada terhadap Dolar AS
PB adalah
indeks harga konsumen negara Kanada
PB adalah
indeks harga konsumen negara AS
Nah, lebih lengkapnya nanti silahkan
sobat bisa perdalam lagi pengetahuan tentang PPP ini yaa hehehe.. Yaa, googling
aja sooob kalau mau yang non pra dan pasca bayar hahaha...
Ringkasnya, teori
ekonomi purchasing power parity ini
(PPP) relatif (untuk keterbandingan) ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
jangka panjang antara nilai tukar nominal (spot) dengan harga domestik dan
harga luar negeri. Naaaah, hubungan jangka panjang tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Nah, disini saya bedakan saja penulisan
indeks harga untuk memudahkan saja.. Pada dasarnya, keduanya IHK dan CPI
sama-sama menunjukkan indeks harga ya hehehe..
Okee
deh sekarang sobat download dulu data penelitiannya disini yaa.. Oiya soob, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs
Dolar Kanada terhadap Dolar AS, indeks harga Kanada dan indeks harga Amerika
Serikat (bulanan) periode 1998 sampai dengan 2010 dengan indeks harga konsumen
atas dasar harga konstan 2005=100 yang bersumber dari CDROM IFS oleh IMF, yang
dipublikaskan oleh Bank Indonesia.
Nah,
nanti sobat akan menemukan tiga buah variabel yaitu lnkurs, lnIHK dan lncpi.. Next,
ayooo kita masuk ke tahap pertama yaitu uji stasioneritas masing-masing variabel
penelitiannya.. Go go go..
UJI
STASIONERITAS LNEXC
Berikut masih saya berikan langkah untuk
uji stasioneritasnya ya sooob.. Tapi untuk variabel lnexc saja yaa karena uji
stasioneritas ini kaan sudah sering kita pakai soob baik pada saat analisis
ARIMA dan analisis data panel. Nanti untuk variabel lnihk dan lncpi, perlakukan
saja cara yang sama hehehe.. Untuk lebih lengkap, mungkin sobat bisa cek cek
saja postingan saya sebelumnya terkait uji stasioneritas ARIMA karena
langkahnya sama persis.
Langkah uji stasioneritas lnexc..
Pertama lihat dan cek data-datanya dengan yang ada di excel yaaa..
Nah, sekarang buka data lnexc (data kurs
Kanada) dan klik View, Unit Root Test. Berikut gambarannya:
Selanjutnya, pada uji dulu unit root
pada level (data asli/lnexc). Pilih None pada Test Equationnya. Berikut
gambarannya:
Naaah, selanjutnya akan muncul hasil uji
unit root/stasioneritas pada level sebagai berikut:
Perhatikan bahwa nilai probability ADF
test stat 0,1851 lebih besar daripada Alpha 0,05 sehingga dengan demikian kita
menerima hipotesis nol yaitu uji ADF tidak signifikan dan terdapat unit root
pada data level. Cara lain, bandingkan nilai t-stat ADF dengan Mackinnon pada
Alpha 0,05. Wilayah tolak hipotesis nol adalah jika nilai t-stat ADF lebih
kecil daripada Mackinnon. Tampak pada hasil di atas, data tidak stasioner pada
level.
Next, kita uji lagi stasioneritas data
pada differens 1 (selisih data periode t dengan t-1). Tinggal sobat ganti level
menjadi 1st diff .. Berikut gambarannya:
Berikut
hasil uji unit root pada first differencenya sooob..
Perhatikan hasilnya bahwa data sudah
stasioner pada differens 1 sooob.. Untuk variabel lain yaitu lnihk dan lncpi,
silahkan sobat lakukan seperti langkah di atas.. Berikut hasil uji unit root
lnihk dan lncpi pada level dan differens 1. Perhatikan bahwa variabel lnihk dan
lncpi pun stasioner pada differens 1 (sama seperti lnexc)..
Output uji unit root lncpi (Indeks Harga Konsumen AS) pada
level dan differens 1:
Naaah, karena seluruh variabel kita
ternyata tidak stasioner pada level tetapi semuanya justru stasioner pada DIFFERENS
YANG SAMA yaitu differens 1 (pertama), maka sudah tauuu dooong kemana arah
analisis time series kita hehehe,,, Yaaa, larinya ke analisis Kointegrasi
Kemungkinan ECM..
Yuuups, sekarang tinggal beberapa langkah lagi kita akan
mendapatkan hasil apakah benar teori analisis Purchasing Power Parity (Analisis
Daya Beli Paritas) berlaku untuk negara Kanada... Ingeeet, analisis PPP ini
menyatakan bahwa ada hubungan jangka panjang antara nilai kurs suatu negara
terhadap negara lain dengan indeks harga pada negara itu DAN indeks harga
negara lain...
Nah, berikutnya untuk uji kointegrasi
(analisis hubungan jangka panjang), maka kita akan meregresikan variabel pada
data level (sebelum stasioner) dengan menempatkan variabel lnexc sebagai
variabel terikat sedangkan variabel bebasnya adalah lnihk dan lncpi.. Berikut model
penelitian jangka panjang kita sooob hehehe..
Nah, ayooo kita regress
dulu sooob.. Caranya klik saja Quick, Estimate Equation.. Lihat gambaran
berikut:
Selanjutnya,
tuliskan model penelitian seperti berikut untuk keperluan regresi:
Berikut
adalah hasil regresi kita sooob hehehe..
Sekarang sebelum kita
menginterpretasikan model, kita uji dulu apakah memang terjadi kointegrasi
(hubungan jangka panjang antara nilai tukar Kanada terhadap Dolar AS dengan
indeks harga negara Kanada dan indeks harga negara Amerika Serikat) sehingga
kita tahu apakah analisis Purchasing Power Parity (Analisis Daya Beli Paritas)
benar-benar terjadi untuk negara Kanada.. Nah, ayooo sekarang kita ambil
residual modelnya dulu untuk diuji unit root.. Lihat dan perhatikan langkah
berikut ya soooob hehehe...
Lihat pada workfile muncul variabel baru
bernama resid01.. Nah, silahkan double klik resid01 lalu uji deh unit rootnya
seperti biasa TAPI PADA LEVEL yaaa hahaha.. Ini saya berikan tampilannya:
Lanjut, akan tampil hasil sebagai
berikut dimana uji unit root untuk residual signifikan sehingga data
residualnya sudah stasioner pada level sooob.. Yeaaaah.. hehehe..
Oke deh, karena uji kointegrasi sudah
lolos yang terbukti dengan residual model jangka panjang yang sudah stasioner
pada level maka kita interpretasikan model jangka panjang yang kita peroleh
hehehe.. Ini outputnya saya ulangi lagi sooob..
Nah, berikut model jangka panjang
penelitian (model kointegrasi) kita sooob hehehe
Naaah,
berikut intepretasi model jangka panjang penelitiannya sooob..
Kita perhatikan juga bahwa variabel lnihk dan lncpi signifikan memengaruhi
variabel lnexc..
Untuk variabel lnihk :
“setiap kenaikan indeks
harga konsumen negara Kanada
sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai tukar Dolar Kanada terhadap Dolar AS
sebesar 2,5348 %.”
Untuk variabel lncpi :
“setiap kenaikan indeks
harga konsumen negara Amerika Serikat sebesar 1% maka akan menurunkan nilai tukar Dolar
Kanada terhadap Dolar AS
sebesar 3,5252 %.”
Nah, oke deeeh
soob, untuk analisis Error Correction Modelnya (analisis hubungan jangka
pendek) akan segera saya rilis pada postingan saya selanjutnya saja yaaa
hahaha.. Soalnya, kepanjangan kalau saya tumpuk disini semua sooob.. Nah,
sampai sini dulu sobat pahami analisis kointegrasi (hubungan jangka panjang)
penelitian ini agar nyambung waktu saya posting analisis ECMnya hehe..
Oke deeeh
sooob, kurang lebihnya saya hanya bisa mohon maaf,, Semoga postingan ini
bermanfaat buat kita semua sooob,, Semangat terus belajarnya.. Salam damai,
salam sukses dan salam hangat terdahsyat dari saya untuk sobat semuaaa hahaha :-)
Assalamualaikum mas Wajidman, saya ingin mempelajari tentang analisis statistik untuk menguji paritas daya beli ini. saya masih belum mengerti banyak tetang analisis statistik ini. Jika mas berkenan, bisa tidak mas bantu saya memahami ini? terimakasih.
BalasHapusWalaikumsalam mbak Chita. Untuk berbagai referensi terkait analisis PPP ini bisa mbak Chita cari di web bookfi.org.
BalasHapusSetelah memahami teori ini, maka proses running data bisa dilakukan dengan Eviews.
Assalmualaikum, keren blognya mas, bisa menambah pengetahuan saya mengenai ECM.... jika berkenan, kunjungan baliknya mas, sekedar mampir k blog saya, salam kenal mas,,,,
BalasHapusmas, apakah salah satu syarat penggunaan ECM keseluruhan variabelnya harus tidak stasioner di level? bagaimana jika ada 1 aja variabel yg stasioner di level?
BalasHapusmantap,,subhanalah keren,,sangat membantu,penjelasannya secara kontinue dri postingan ke postingan ,,, sangat bantuin bljr ekonometrik.
BalasHapusterimakasih penjelasan sebelumnya...
BalasHapussaya mau tanya, cara kita mnegetahui terkointegrasi dengan memakai stata?
Khusus Analisis Dengan Software STATA, Banxia Frontier Analysis (BFA)
BalasHapusFrontier 4.1, DEAP 2.1, SPSS, AMOS, LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, Software R
WA : +6285227746673
IG : @olahdatasemarang