KONSEP
PEHAMAMAN DAN PROSEDUR SMOOTHING DATA UNTUK UJI STASIONERITAS ANALISIS
AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) CONTOH KASUS DATA FOREX (KURS/NILAI
TUKAR) MATA UANG KUNA KROASIA TERHADAP DOLAR AS 2006-2010
Pagi sobat semuaaaa..
Apa kabarnya neh? Hemmmh moga baik, sehat dan sukses selalu yaa... Amin
hehehe.. Oiya maaf yaa soalnya baru sempat kasi postingannya hari ini.. Nah,
tanpa berlama-lama ayok kita masuk ke topik postingan kali ini hehehe..
Sebelumnya, untuk
mempermantap pemahaman sobat tentang prosedur analisis ARIMA, maka sangat
dianjurkan buat sobat semua baca dulu postingan saya sebelumnya, klik saja disini. Nah, langkah awal yang kita
lakukan adalah pemulusan alias smoothing data aslinya.. Oiya, untuk analisis
ini saya menggunakan data asli yang saya peroleh dari International Financial
Statistics (IMF) World Bank yang dipublish oleh Bank Indonesia.
Naaah,
sebenarnya postingan ini adalah pengembangan dari tugas ilmiah time series
waktu masih kuliah semester 6 dulu hehehe.. Yaaap, saya pakai data forex alias
data kurs nilai tukar mata uang negara Kroasia yaitu Kuna terhadap Dolar AS
pada periode 2006-2010 hehehe..
Oke deh, silahkan sobat
download dulu data yang saya pakai disini..
Nah, silahkan sobat buka eviews dan buat workfile baru dulu.. Next,
silahkan sobat impor deh data yang dalam file excelnya (xls 2003).. Saya kira
untuk hal ini udah pada bisa dooong hehehe.. Naaah, setelah data sudah masuk
akan muncul tampilan seperti ini:
Silahkan sobat cek dulu
datanya dengan mengklik kurs dua kali untuk menampilkan spreadsheet/lembaran
data kita..Pastikan semuanya terisi dengan benar yaaa hehehe.. Oiya ini
gambarannya:
Oke deh, sekarang ayo
kita lihat grafik data kita sooob.. Nah kita identifikasi apakah mengandung
tren (naik atau turun) atau tidak ada tren.. Apa gunanya?? Ya, gunanya ya buat
memilih tehnik pemulusan yang bakalan kita pakai.. Kalau misalnya ada tren maka
kita harus menggunakan teknik pemulusan double moving average sedangkan jika
tidak ada tren maka kita pakai teknik pemulusan Exponential Smoothing yang
sudah disediakan oleh Eviews..
Nah, ini ilustrasinya:
Nah, ini ilustrasinya:
Kemudian sobat klik
saja OK dan akan muncul hasil seperti ini:
Coba perhatikan grafik
di atas.. Nah ternyata data kitab tidak menunjukkan suatu tren atau
kecenderungan untuk terus naik atau turun. Lihat bahwa grafik juga masih sangat
kasar (tajam-tajam) sehingga ada baiknya kita lakukan pemulusan data yang akan
kita pakai nanti saat uji stasioneritas data.
Sekarang
kita lakukan pemulusan data dengan eksponensial smoothing. Disini kita
akan terlebih
dahulu membandingkan smooting dengan
double with one parameter, selanjutnya dengan Holt-Winters No Seasonal with two
parameters dan Hots-Winters Multiplictive with three parameters.
Naaah, hal
utama yang akan kita bandingkan nanti adalah nilai daripada Mean Square Error (MSE)
dan selanjutnya kemulusan grafik yang dihasilkan oleh ketiga tehnik pemulusan
ini. Perlu diperhatikan bahwa parameter
alpha, gamma dan beta yang ada dalam teknik ini bukan merupakan tingkat
signifikansi yaaa soob,, tetapi merupakan smoothing constants yakni alpha untuk
level, beta untuk trend dan gamma untuk seasonal. Nah, ketiga parameter ini
memiliki kombinasi parameter yang bertujuan untuk pemulusan dan berdasarkan
justifikasi pembobotan yang dilakukan oleh si peneliti sehingga tidak bisa kita
langsung mengatakan bahwa kombinasi tertentu adalah kombinasi yang terbaik.
Berikut ilustrasi prosedurnya:
Selanjutnya, pertama
saya pakai Double Exponential Smoothing dengan Alpha 0.1. Perhatikan juga untuk
nama saya biarkan defaultnya saja yaitu kurssm yaitu data kurs yang dismoothing
dengan Double Exponential. Berikut gambarannya:
Next, berikut
dihasilkan nilai MSE dengan teknik Double Exponential:
Nilai MSE sebesar
0,295. Selanjutnya perhatikan grafik yang dihasilkannya:
Grafik data yang ada
sudah lebih mulus dibandingkan dengan sebelum smoothing dilakukan hehehehe...
Next, dengan cara yang sama, lakukan pemulusan dengan Holt Winter dua parameter..
Untuk alpha dan beta masing-masing adalah 0,1 dan 0,4.. Dalam kasus ini, data
yang akan dimuluskan saya beri nama KURSSMPAR2 (Holt Winter dengan dua
parameter).. Berikut output MSE yang dihasilkan:
Perhatikan bahwa nilai
MSEnya adalah 0,404 yang lebih besar daripada Double Exponential sehingga bisa
kita katakan dari sisi MSE, pemulusan dengan Double Exponential masih lebih
baik.. Next, lihat lagi grafiknya:
Kalau dari grafik
memang sepintas lebih mulus yang Holt Winter 2 parameter tetapi perhatikan
bandingkan dulu dooong grafiknya dengan grafik data aslinya. Nah, kalau pada
data yang belum dimuluskan, seharusnya untuk tahun 2010 sekitar kuartal 2,3
meningkat dan lebih tinggi daripada 2009.. Sedangkan untuk data hasil pemulusan
Holt Winter 2 parameter justru untuk tahun 2010 jauh lebih rendah daripada
tahun 2009. Jadi, kita simpulkan sampai disini masih lebih baik kita pakai data
pemulusan hasil double exponential smoothing.
Next, terakhir kita
pakai teknik pemulusan Holt Winter dengan 3 parameter. Untuk alpha, beta (tren)
dan gamma (seasonal) adalah 0.1; 0.4 dan 0.3.. Data yang akan dimuluskan dengan
teknik ini saya berikan nama KURSSMPAR3 (data yang dismoothing dengan Holt
Winter dengan 3 parameter). Berikut ilustrasinya sooob..
Selanjutnya perhatikan
output MSE yang dihasilkan Holt Winter dengan 3 parameter:
Nah, dari sisi MSE,
ternyata lebih besar dibandingkan dengan teknik Double dan teknik Holt Winter 2
parameter smoothing.. Artinya, sangat tidak dianjurkan menggunakan data hasil
smoothing dengan Holt Winter 3 parameter untuk uji stasioneritas.. Untuk
menunjang analisis, silahkan lihat pola grafiknya:
Nah, sekarang giliran
sobat semua deh yang bercuap-cuap hehehe.. Silahkan bandingkan grafik di atas
dengan grafik pada data asli sebelum pemulusan. Bandingkan juga tingkat
kemulusan grafik dengan kedua teknik sebelumnya (double dan Holt Winter 2
parameter).. Bisa dooong hehehe..
Nah, berikut saya
berikan perbandingan antar grafik antara data asli, data dengan double
exponential smoothing dan data dengan Holt Winter 2 dan 3 parameter..
Nah, setelah tadi kita
sudah mencoba memuluskan data.. Mungkin muncul pertanyaan di benak sobat..
Kenapa sih data kita harus dimuluskan? Kenapa nggak pakai data aslinya saja?
Apa memang lebih baik kalau pakai pemulusan? Ada gak sih batasan interpretasi
pemulusan?
Nah, saya akan berusaha
jawab pertanyaan begini: Sobat, data yang dimuluskan ya namanya saja sudah
dimuluskan artinya tingkat ketidakberaturan (irreguler) data pasti sudah
dihilangkan pengaruhnya.. Lihat grafik gabungan di atas sooob.. Nah, sesuai
penjelasan saya yang diatas, bahwa kita memilih data dengan double exponential
smoothing (lihat grafik warna merah).. Perhatikan bahwa patahan untuk data
tahun 2008 ke 2009 pada data asli (lihat garis yang warna biru) sudah
dimuluskan dengan double exponential smoothing (garis warna merah).
Perhatikan
bahwa pola yang lebih tepat adalah data dengan exponential smoothing, Terlihat
bahwa nilai nominal kurs pada tahun 2010 kuartal 2 dan 3 meningkat (secara riil
nilai kurs Kuna Kroasia terdepresiasi terhadap dolar AS). Sedangkan, untuk
kedua pemulusan yang lain, malah terjadi penurunan nilai nominal kurs Kuna
Kroasia terhadap dolar AS.
Dalam interpretasi
smoothing tentu ada batasannya yaitu dengan mengasumsikan bahwa tidak terjadi
suatu shock/goncangan yang membuat patahan-patahan dan ketidakberaturan data
pada grafik (irregularity). Inilah poin yang harus sobat pegang dalam
interpretasi smoothing. Naaaah, khusus dalam penelitian ini, karena grafik data
asli memang tidak mengandung tren (naik atau turun) maka sebagai tambahan dalam
interpretasi peramalan/forecasting ARIMA nanti, kita juga sudah menghilangkan
pengaruh trennya.
Jadi, pertanyaannya apakah nanti forecast ARIMA dengan data smoothing lebih baik/akurat? Saya katakan ya sejauh ke depannya tidak terjadi fenomena gejolak/shock seperti krisis moneter dan lain-lain. Tetapi jika terjadi shock yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya, maka forecasting ARIMA dengan smoothing kurang mampu memotret kejadian di depan (prediksi/forecasting) dengan baik. Yaaa,, begitulah sooob hehehe.. Semoga penjelasan ini bisa membantu hehehe..
Oke deh, jadi ini data
yang akan kita pakai untuk uji stasioneritas nanti ya soob hehehe.. Yaitu data
hasil pemulusan double exponential..
Nah, untuk uji
stasioneritas sebenarnya sudah selesai dilakukan dan akan segera rilis pada
postingan selanjutnya hehehe... Kalau disini kepanjangan sobaaaat... Oke deeeh,
tetap santai di wajibstat.blogspot.com.. Ayo semangat terus belajarnya yaaa
hehehe.. Dan ingeeet harus tetap rendah hati hehehehe.. Sekian dulu sooob..
Semoga bermanfaat.. Salam damai dan salam hangat terdahsyat dari saya hehehe... :-)
Pemaparannya bagus dan jelas! Keep posting :)
BalasHapusPermisi pak..saya mau tanya bagaimana sih cara menentukan parameter gamma,betta dan alpa tersebut??
BalasHapus