PEMAHAMAN MENDALAM BAGAIMANA KONSEP DAN TUJUAN PENGGUNAAN
ANALISIS TIME SERIES VECTOR AUTO REGRESSION (VAR) DAN VECTOR ERROR CORRECTION
MODEL (VECM)
Sore sobaat semua..
Wah apa kabarnya neeeh soob? Moga baik, semangat dan sukses selalu aja yaaa
hehehe.. Oke deh soob, kalau sebelumnya saya sudah bahas dua buah analisis Time
Series yaitu Analisis ARIMA dan Error Correction Model, naaah kali ini saya mau
ngebahas analisis Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction
Model (ECM).
Konsep analisis
time series model VAR ini sudah pernah saya rilis dalam postingan saya
sebelumnya. Silahkan cek disini ya sooob.. Nah, penting nih bagi kita buat
benar-benar memahami bagaimana sebenarnya konsep dan syarat untuk menggunakan
analisis time series seperti mulai dari yang sederhana saja yaitu ARIMA,
ARCH/GARCH, ECM, lanjut lagi VAR, analisis restricted VAR (VECM) bahkan sampai
Panel VAR. Mengapa pemahaman konsep dan sebagainya itu sangat penting?
Jadi begini.. Saat
sobat sudah memegang konsepnya, paham tujuan analisisnya, paham syarat
analisisnya dan bahkan di pikiran sobat sudah ada analisis alternatifnya, maka kalau
suatu ketika sobat mengalami suatu kasus/permasalahan dalam penelitian, sobat
jangan hanya berbicara tanpa konsep yang kuat apalagi mempertahankan diri
padahal sudah jelas pemahaman sobat masih keliru.
Berhati-hatilah karena ketika
sobat diperhadapkan dalam suatu debat konsep, bisa jadi itu hanya akan
menjatuhkan integritas sobat dan akhirnya terpental. Jadi, sekali lagi sangat
penting untuk memahami entitas suatu metode analisis statistik agar ketika
muncul problema dalam proses analisis, ayo kita kembalikan ke konsep dasarnya dulu
hehehe..
Oke deeh soob, itu baru intermezzo dulu.. Nah, sekarang ayo
kita bahas tentang analisis VAR dulu ya.. Ingeeet bahwa analisis VAR ini harus
memenuhi syarat bahwa MINIMAL satu
variabel stasioner pada level. Pegang saja konsep ini.. Naaaah, pengertian MINIMAL satu ini, saya jabarkan begini..
Jadi jika seluruh
variabel stasioner pada level dan memang tujuan analisis kita adalah hanya untuk
melihat HUBUNGAN, bukan PENGARUH, maka kita pakailah VAR dengan data level
(data asli). Naaah, jika ada salah satu saja variabel yang sudah stasioner di
level dan yang lainnya pada different maka pakailah VAR dengan data different
(data periode t dikurang data periode t-1). Ingat bahwa dalam VAR ini tidak ada
fenomena kointegrasi atau hubungan jangka panjang di dalamnya..
Kalau saja ada kointegrasi
(hubungan jangka panjang), yang dipakai bukan VAR lagi tetapi VECM. Jadi,
penting untuk melakukan uji kointegrasi terlebih dahulu untuk penentuan teknik
analisis. Terus pertanyaan saya, kenapa sih muncul yang namanya VECM (mirip
dengan ECM)? Apa sih sebenarnya maksud istilah Model Pengoreksi Error alias ECM
ini?? Apanya yang mau dikoreksi coba?? Pernahkah sobat harus berpikir sampai
kesini? Hehehe..
Naah, kalau sobat jeli dan kritis, maka ada alasan logis
yang bisa saya berikan.. Ingat, ECM ataupun VECM HANYA AKAN muncul jika terjadi kointegrasi (model hubungan jangka
panjang). Keduanya hanya dibedakan saat uji stasioneritas saja yaa.. Kalau ECM jelas
dipakai jika semua variabel tidak stasioner pada level tetapi stasioner pada
different yang sama.
Back to kointergrasi, naaah pemaknaan istilah kointegrasi
dikenal dengan istilah ERROR karena
peneliti boleh dikatakan terlalu berani mengajukan sebuah model untuk keseimbangan
jangka panjang ke depan. Nah, muncul lagi pertanyaan, apa itu maksudnya jangka
panjang?? Ada batasan waktunya kah atau bagaimana? Oke kita bahas satu-satu ya
sooob.. Begini,, Dalam perjalanan mencapai keseimbangan/ekuilibrium jangka
panjang (kointegrasi), tentu akan terjadi beberapa deviasi/penyimpangan/diskrepansi.
Nah, deviasi
ekuilibrium model jangka panjang inilah yang HARUS dikoreksi secara tahap demi tahap melalui model series
parsial penyesuaian jangka pendeknya. Saya ibaratkan koreksi model itu begini..
Bayangkan ketika sobat diminta membuat garis lurus dengan pensil bukan dengan
penggaris yaa (pensil=model yang sobat pakai sedangkan penggaris=parameter 100%
true value yang hanya Tuhan yang tahu hahaha), katakanlah garisnya sepanjang
kurang lebih 50 cm. Nah, tentu dalam menarik garis dari 0-50 cm pasti ada dong
setidaknya mencong sedikit ke kiri dan ke kanan. Padahal ekspektasi kita’kan
selalu mendekati parameter yaitu garis lurus (180 derajat).
Nah, kemencongan-kemencongan inilah yang dinamakan deviasi.
Jadi, perlu kita koreksi kemencongannya tahap demi tahap misalnya kita pilah per
5 cm. Jadi, kita akan koreksi dari titik 0-5, 6-10, 11-15.... s/d 45-50 (cm).
Naaah, begitulah pola pikirnya sooob.. Penerapan koreksi ini akan sangat
menarik saat penerapan analisis jangka panjang dan pendeknya.
Misalnya, suatu
kasus, dalam jangka pendek impor memiliki pengaruh yang positif terhadap PDB
tetapi dalam jangka panjang tenyata
impor punya pengaruh yang negatif terhadap PDB. Inilah nanti yang menarik buat
sobat gali dalam penelitian hehehe..
Nah, sekarang berbicara tujuan,, Analisis VAR dipakai
jika tujuan sobat hanya ingin melihat hubungan saja karena seperti yang kita
tahu, dalam VAR kan tidak ada istilah kointegrasi yang bisa menurunkan pengoreksi
untuk kointegrasinya..Oleh karena itu jugalah hasil analisis VAR ini KURANG TEPAT jika dipakai untuk
membuat sebuah KEBIJAKAN yang
paralel dengan model hubungan jangka panjang (long term for policy).. Jadi
sudah terjawab ya apa itu hubungan jangka panjang hahaha.. Sekali lagi saya
tekankan model VAR itu hanya untuk melihat hubungan.
Hubungan dalam analisis
VAR ini jika ada hubungan dua arah antara kedua variabel yaitu jika variabel
pertama signifikan memengaruhi variabel kedua dan sebaliknya (kausalitas). Uji
kausalitas dalam VAR nanti akan menggunakan uji kausalitas Granger. Oleh karena
tujuannya untuk melihat hubungan, maka analisis VAR tampaknya lebih cocok saya
sebut sebagai sebuah pendekatan sehingga peneliti yang menggunakan analisis VAR
biasanya menggunakan kata “PENDEKATAN” misalnya “Pendekatan Analisis VAR untuk
bla bla bla bla bla” hahaha...
Kendati model VAR kurang tepat untuk kebijakan, tapi ada
dooong kelebihannya VAR ini hehehe,, Tapi memang kelebihannnya ini ya buat
keduanya yaa (VAR dan VECM).. Yaa, VAR dan VECM dipersenjatai fitur Impulse
Response dan Variance Decomposition. Naaah, impulse response ini gunanya untuk
melihat bagaimana perubahan suatu variabel
dalam merespons adanya shock/goncangan variabel lain.
Heeemm
itulah memang unggulnya analisis VAR sekaligus VECM ini.. Tapiiii kita memang
gak tahu lhooo mana yang goncang karena prinsipnya kalau si ini goyang
bagaimana respon si itu, kalau si itu goyang bagaimana respon si ini. Jadi,
memang semacam studi kasus juga sooob untuk VAR.. Tapi kalau VECM enggak karena
kan ada model hubungan jangka panjangnya hehehe.. Naah, sebagai pengetahuan
saja dulu, analisis yang memang bisa untuk melihat siapa yang dikasi shock ya
pakainya analisis Simultan atau Simultan Panel.
Okeee next yang kedua, fitur Variance Decomposition yang
berguna untuk melihat besarnya kontribusi setiap variabel untuk sebuah variabel
tertentu hehehe.. Naaah, oke deeeh sob, begitu dulu yang bisa saya sampaikan terkait
analisis VAR dan VECM ini yaaa.. Kurang lebihnya saya minta maaf yaaa hehehe..
Oke deh, sebentar kita akan masuk ke penerapan analisis VAR dengan contoh
kasus.. So, sering-seringlah mampir di blog kita ini.. Tongkrongin terus wajibstat.blogspot.com
hahaha.. Hemmh sambil ngopi boleeeh, ngeteh boleeeh dan online sambil browsing
yang lain pasti boleeeh donh hehe.. Yaaap, semangat terus belajarnya.. Salam
damai.. salam semangat.. salam sukses selalu.. :-)
Saya dari universiti putra malaysia... your entry was so nice! it's enhance my knowledge ! TQ :)
BalasHapusSalam kelas mas/mbakl anonim..
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya
Salam damai dan semoga sukses selalu :)
terima kasih infonya, mudah dipahami
BalasHapussalam mas.
BalasHapusmas sya masih kurang ngerti tentang var. klw sya ingin meneliti pengaruh DPK, CAR dan Jumlah Kantor terhadap penrunan MArket share .itu bisa tidak pake VAR ?? mohon di bls mas. sy masih ragu soalnya,
salam damai
Sangat mudah dimengerti. Akan lebih bagus lagi bila dicantumkan sumber agar pembaca dapat belajar lebih lanjut dari sumbernya, hehe.
BalasHapusTerimakasih untuk penjelasannya, tp saya masih bingung dengan model yg harus saya gunakan, jika dalam penelitian saya menggunakan 4 variabel yg mempengaruhi, tetapi 2 vriabel berpengaruh dalam jangka panjang dan 2 variabel lagi berpengaruh dalam jangka pendek. Lalu model terbaik apa yg harus saya gunakan? Terimakasih
BalasHapushalo, mau tanya, hubungan jangka pendek dan jangka panjang dapat dilihat darimana ya? terimakasih
BalasHapusTerima kasih sangat membantu
BalasHapusblog yang sangat bermanfaat dan sangat membantu. terima kasih
BalasHapusTerimakasih..
BalasHapus