PEMENUHAN UJI ASUMSI UNTUK MODEL
ARIMA TERBAIK (ARIMA 1,1,1)
(Contoh Penerapan Kasus Kurs/Nilai
Tukar Mata Uang Bulanan Kuna Kroasia Terhadap Dolar AS Tahun 2006-2010)
Pagi
sobat semua.. Apa kabarnya neh soob? Moga baik-baik aja ya semua hehehe.. Oke
deh, kali ini saya mau ngeposting lagi neh sob tentang bagaimana uji asumsi
untuk model ARIMA terbaik yang kita polih, bagaimana interpretasi model ARIMA
dan apakah model ARIMA yang kita pakai memenuhi syarat untuk melakukan
peramalan/forecasting..
Naaah, karena postingan kali ini adalah terusan dari
postingan sebelumnya, maka sangat saya sarankan kalau sobat baca terlebih
dahulu tiga postingan sebelumnya terkait ARIMA. Silahkan untuk konsep dasar,
smoothing data klik disini, uji stasioneritas data untuk analisis ARIMA klik
disini, untuk pemilihan model terbaik silahkan klik disini.
Okeee
deh, ayoo kita mulai uji asumsi untuk model terbaik ARIMA (1,1,1). Pertama
adalah uji normalitas dengan melihat probabilitas Jarque Bera. Langkahnya
adalah dengan klik View, Residual Diagnostics dan pilih Histogram-Normality
Test
Selanjutnya
akan muncul output tes normalitas seperti ini:
Perhatikan
bahwa nilai probabilitas Jarque Bera adalah 0,2206 yang lebih besar daripada
Alpha 0,05 sehingga dengan demikian kita menerima hipotesis nol yaitu uji
asumsi kenormalan sudah terpenuhi..
Selanjutnya
adalah uji asumsi autokorelasi dengan cara klik View, Residual Diagnostics dan
pilih Serial Correlation LM Test. Berikut ilustrasinya:
Nah
berikut output uji non autokorelasi yang kita peroleh:
Perhatikan
bahwa nilai probabilitas Chi Square adalah 0,3556 sehingga dengan demikian kita
juga menerima hipotesis nol. Dengan demikian, uji asumsi non autokorelasi sudah
terpenuhi.
Selanjutnya
adalah uji asumsi homokedastisitas dengan klik View, Actual, Fitted, Residual
dan pilih Actual, Fitted, Residual Graph. Berikut gambarannya:
Berikut
output uji homokedastisitas yang diperoleh:
Perhatikan
bahwa pada grafik terdapat tiga garis yaitu merah, hijau dan biru.. Nah, garis
merah adalah data kurs Kuna Kroasia terhadap Dolar AS yang sebenarnya, garis
hijau adalah data fitted hasil pemodelan ARIMA (1,1,1).
Terlihat bahwa pola
antara data aktual dengan data fitted sudah sangat mirip. Untuk uji asumsi
homokedastis, silahkan sobat perhatikan garis biru yang menunjukkan residual
yaitu selisih antara nilai fitted dengan nilai aktualnya. Lihat bahwa residual
memang seperti terlihat konstan dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
Hal ini merupakan indikasi awal terpenuhinya
asumsi homokedastis. Namun, karena grafik bersifat subjektif, maka kita lakukan
uji asumsi homokedastis dengan uji White Heterokedasticity dengan mengklik
View, Residual Diagnostics dan pilihlah Heterokedasticity Tests. Berikut
gambarannya:
Nah,
setelah itu akan diperoleh output uji homokedastisitas seperti ini:
Nah,
lihat neh sooob, nilai observasi dari
Rsquared ternyata lebih kecil daripada nilai kritis Chi-Square pada alpha 5%
yaitu 9.48773 dan kita menerima hipotesis nol (varians dari error konstan)
sehingga dengan demikian uji asumsi homokedastis terpenuhi. Selain dengan
melihat nilai Observed Rsquared, bisa kita lihat pula dari nilai probability
dari F dan Chi-Square yang keduanya lebih besar alpha 0,05.
Oleh
karena uji asumsi homokedastis (non heterokedastis) terpenuhi, maka penelitian
kita sudah berhenti sampai di ARIMA saja yaaa hehehe.. Seandainya, asumsi
homokedastis itu tadi tidak terpenuhi, maka hasil penelitian kita tidak akan
valid menggunakan ARIMA sehingga kita memerlukan teknik analisis dengan model
ARCH (Autoregressive Conditional Heterokedasticity Model) atau GARCH
(Generalized Autoregressive Conditional Heterokedasticity Model). Nah, kedua
model ARCH dan GARCH ini menganggap bahwa varians yang tidak konstan
(heterokedastis) bukan menjadi masakah, bahkan dalam keadaan sedemikian pun,
masih bisa dipakai dalam pemodelan dan peramalan/forecasting. Naaah, untuk model
ARCH dan GARCH akan dibahas pada postingan selanjutnya aja yaaaa hehehehe..
Oke deeeeh sooob, sampai disini dulu pembahasan yang bisa saya berikan tentang uji asumsi pada model ARIMA terbaik. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian dan penulisan. Semoga postingan ini bermanfaat buat kita semua.. Nah, tetap setia di wajibstat.blogspot.com karena akan ada segera rilis postingan terakhir menutup analisis ARIMA pada kasus kurs/nilai tukar mata uang Kuna Kroasia terhadap Dolar AS.
Bahasan selanjutnya adalah interpretasi model
ARIMA yang sudah lulus uji asumsi dan syarat untuk kepentingan
peramalan/forecasting kurs pada periode mendatang. Yaaap, tetap semangat
belajarnya.. Semoga sukses dan salam hangat terdahsyat dari saya :-)
macam mana hendak meramal menggunakan model arima tersebut.??? boleh share
BalasHapusapakah model ARIMA hanya dapat dipakai untuk peramalan saja ? apakah dapat digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ? seperti pengaruh bulan perdagangan terhadap return saham ? terimakasih
BalasHapusMengatasi Data Tidak Normal Dengan Central Limit Theorem (CLT)
BalasHapusApabila Data Tidak Normal Bisa Memakai Central Limit Theorem (CLT)
Sebagai Pendukung Kami Berikan Literatur Berupa Penelitian-Penelitian
Sebelumnya Sebanyak 20 Buah Penelitian
Bagi Yang Membutuhkan Bisa Klik Dibawah Ini Untuk Unduh Literatur Tersebut
https://s.id/UjiCLT